Sabtu, 14 Juni 2014

RESENSI MY WEDDING

Hai sahabat semua..
lama tries tak nulis yak...
lagi tergelitik nulis novel lagi nie..
kali in bercerita tentang seorang wanita yang di buru nikah oleh adik dan ibunya, karena adiknya sudah mempunyai seorang tunangan dan mereka ingin segera menggenapkan separu agamanya.
Namun sang kakak ini belum dapat memenuhi kemauan keduanya.
karena di sibukkan dengan pekerjaan dan studinya sang kakak ini sdang membangun sebuah bisnis baru.

Nah gimana ya ceritanya,
apakah sang kakak ini akan dilangkahi oleh adiknya atau sang kakak ini akan menikah dulu.
dan apa latar belakag sang kakak lebih mementingkan kesibukkannya di bandngkan dengan memiirkan kebahagiannya untuk membina rumah tangga???

ikuti ceritanya ya..
dapatkan bukunya di too buku kesangan di kota anda..

Senin, 03 Maret 2014

-Jangan- Gila Hormat

Setelah melewati penantian panjang, kesepakatan itu akhirnya tercapai. Pada Maret 628 M, kaum kafir Makkah mengirim Suhail bin Amr untuk menyepakati butir-butir kesepakatan dalam Perjanjian Hudaibiah. 

Rasulullah SAW langsung menyuruh Ali bin Abu Thalib untuk menuliskan setiap butir kesepakatan yang telah disetujui bersama. Ali memulai butir kesepakatan dengan Bismillahirrahmanirrahim. 

Suhail yang ditemani dua warga sesukunya, Mikraz dan Huwaithib, tiba-tiba menyela. “Tentang ar-Rahman ini, sungguh kami tidak mengenalnya,” sergahnya ketus. “Jadi, tuliskan saja Bismika Allahumma, seperti orang-orang biasa menyebut!

Terang saja Ali dan para sahabat lain protes. “Demi Allah, kami tidak akan mau menulis selain Bismillahirrahmanirrahim,” kata Ali tegas. Tetapi, Rasulullah SAW berpikir cepat, tidak tampak terpancing komentar siapa pun. “Tuliskan Bismika Allahumma,” ujar beliau lembut.

Ali tidak berani menolak meski hatinya mendebat. Rasulullah SAW kemudian mendiktekan kalimat berikutnya, “Ini adalah pernyataan kesepakatan gencatan sejata antara Muhammad Rasulullah dan Suhail bin Amr.

Kembali Suhail berulah menyebalkan. “Jika kami mengakuimu sebagai Rasulullah, tentu kami tidak menghalangimu mengunjungi Rumah Suci dan tidak akan memerangimu.” Belum reda kegeraman Ali dan para sahabat, dengan angkuh Suhail meneruskan kalimatnya, “Tulis saja Muhammad putra Abdullah.

Aku telah menuliskan kata Rasulullah,” kata Ali tegas. Suhail meradang. Rasulullah SAW lagi-lagi meminta Ali untuk menghapus kata Rasulullah itu. Kali ini Ali menggeleng. Hatinya perih. Tetapi, Rasulullah SAW meminta Ali menunjukkan mana di antara sederet kalimat yang berbunyi Rasulullah.

Ali menunjuk dengan jarinya. Beliau segera menghapus kata Rasulullah dan menggantinya dengan kata Putra Abdullah. Sungguh luar biasa akhlak Rasulullah SAW. Beliau benar-benar pemimpin hebat yang tidak gila hormat. Rasulullah diakui dunia sebagai pribadi paripurna di segala segi kehidupan.

Anak berbakti, pemuda tangguh, pebisnis sukses, orang tua bijak, pemimpin adil, penguasa bersahaja, pendidik sejati, orator ulung, panglima kondang, suami penyayang, dan seterusnya. Kendati demikian, beliau manusia yang sepi dari pamrih.

Sekarang, justru tidak sedikit di antara kita yang sangat gila hormat. Manusia modern begitu gemar memoles diri agar dapat merengkuh pujian dan sanjungan dari siapa saja. Memang ini tidak salah. Tetapi, jika sampai melampaui batas wajar, tentu lain ceritanya. 

Kerap kita temukan orang yang ketika berbicara selalu mengaitkan dirinya dengan nama-nama besar. Ingin menegaskan dirinya memiliki hubungan dekat dengan orang-orang hebat itu. Padahal, sebenarnya sosok-sosok markotop yang dicatutnya sama sekali tidak mengenal dirinya.

Perhatikan pula foto-foto orang yang dipampang di media jejaring sosial, semacam Facebook, Instagram, Twitter, dan semisalnya. Tidak sedikit yang begitu gemar pamer gambar-gambar dirinya bersama para tokoh. 

Seolah hendak bilang dirinya akrab dengan pribadi-pribadi ternama itu. Padahal, boleh jadi dia hanya kebetulan nimbrung dalam suatu acara dan berkesempatan berfoto ria bersama tokoh bersangkutan.

Lucunya, ada orang yang menggelari dirinya sendiri dengan gelar ustaz atau kiai. Tadinya, istilah kiai merupakan sebutan untuk sebuah benda atau hewan bertuah. 

Misalnya, tombak Kiai Plered dan kerbau Kiai Slamet dari Keraton Surakarta, gamelan Kiai Sekati dari Solo, serta bendera Kiai Tunggul Wulung, dan gajah Kiai Rebo dan Kiai Wage dari Yogyakarta.

Umumnya, orang disebut kiai karena kemurnian ibadahnya, kehalusan budinya, kemantapan ilmunya, keluhuran pribadinya, kesantunan tutur ucapannya, keikhlasan pengabdiannya, kebesaran perjuangannya, kegigihan dakwahnya, dan seterusnya. Yang menggelari demikian tentunya masyarakat.

Bila mengacu Alquran, istilah kiai barangkali sama dengan ulama (QS Fathir [35]: 28). Jika demikian, berarti gelar mulia itu sesungguhnya datang dari Allah. 

Alangkah narsis dan tidak tahu malunya jika kita menokohkan diri sendiri sebagai kiai, susuhunan, sinuwun, ki ageng, penghulu, sedangkan masyarakat sama sekali tidak menganggap demikian.

Ada yang lebih mengerikan. Seperti, orang marah-marah karena sepulang dari haji, tidak dipanggil Pak Haji atau Bu Hajjah. Padahal, haji adalah ibadah dalam rukun Islam, seperti shalat, zakat, puasa.

Entah sejak kapan orang beribadah haji lantas dipasang gelar Haji atau Hajjah di depan namanya. Padahal, tidak ada orang yang dipanggil Pak Shalat, Bu Zakat, Mas Puasa. 

Mengapa hanya ibadah haji yang melekat pada nama orang? Mungkinkah karena ibadah itu membutuhkan biaya banyak sehingga harus ada simbol sosial tertentu yang melekat pada nama pelakunya? Penggila hormat memang selalu ingin lekas terkenal. Tidak peduli meski harus dengan cara-cara instan. 

Karena itu, mereka umumnya membaca sedikit berbicara banyak, mengkaji sedikit berkomentar banyak, menulis sedikit mencela banyak, mengamati sedikit mengkritik banyak, memahami sedikit menyalahkan banyak, dan beribadah sedikit meminta banyak.

Ingatlah sebuah hadis hasan yang dibawakan Tirmidzi. Rasulullah bersabda, “Barang siapa merasa senang orang-orang berdiri untuk menyambutnya, hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” Sepatutnya hadis di atas kita jadikan bahan perenungan

Copy Right by : REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M Husnaini

Selasa, 25 Februari 2014

Cara Mudah Menjalani Kehidupan

“We spend too much time making a living and too little time making and living. – Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memenuhi tuntutan kehidupan tetapi terlalu sedikit waktu untuk menikmati hidup dan menjadikannya lebih berarti.”
Rachel Dillon.

Kita memang sering terjebak dengan bermacam kesibukan dan tak sempat menikmati kehidupan ini atau menjadikannya lebih berarti. Sehingga hidup ini terasa melelahkan. Untuk itu saya menulis sebuah buku yang membahas solusi mempermudah kehidupan, berjudul Simplify Your Life With Zen. Tidak saya sangka, para pembaca menyambut hangat kehadiran buku tersebut.
 
Kemudian muncul banyak pertanyaan. Intinya mereka menanyakan apakah mungkin kita menjalani kehidupan dengan mudah di zaman yang serba sulit ini? Jawabannya: kita sangat mungkin menjalani hidup dengan mudah, asalkan kita memahami dan mengerti caranya.
 
Langkah pertama untuk menjalani kehidupan dengan mudah adalah sesering mungkin bersyukur kepada Tuhan YME atas segala karunia yang sedang kita nikmati saat ini. Jangan selalu berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak kita miliki. Banyak bersyukur kepada Tuhan YME akan membantu kita mendapatkan optimisme dan semangat untuk menjangkau impian yang belum berhasil kita wujudkan.
 
Rasa syukur terhadap Tuhan YME adalah sumber aura positif yang akan tercermin dalam sikap dan kalimat-kalimat kita. Aura positif tersebut merupakan magnet yang akan menarik segala sesuatu yang positif pula. Sehingga hal itu akan sangat mempengaruhi tingkat mudah dan tidaknya kita menjalani kehidupan ini.
 
Langkah kedua yang dapat memudahkan kita dalam menjalani kehidupan ini adalah tidak memaksakan diri seperti orang lain. Berbesar hatilah menerima bagaimanapun kondisi kita dengan segala tanggung jawab yang harus kita jalankan. Itu bukan berarti kita tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik, melainkan agar kita lebih mudah memfokuskan diri hanya untuk menunaikan tanggung jawab sebaik mungkin agar dapat menuai hasil semaksimal mungkin.
 
Sementara itu, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan dan kekurangan, dalam kehidupan sehari-hari sering pula terbersit pikiran negatif. Jika hal itu terjadi, segeralah mengenyahkan pikiran negatif yang terlintas di dalam benak kita, agar kita senantiasa melihat sisi positif atau manfaat di balik kejadian atau situasi yang sedang kita hadapi. Karena pikiran negatif itu hanya akan membebani langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.
 
Kemudian belajarlah untuk ikhlas melepaskan apa yang sudah pernah kita miliki, setelah kita puas berupaya maksimal. Hidup akan terasa lebih ringan jika kita menerima penurunan kondisi fisik akibat bertambahnya usia, penurunan omset bisnis akibat berbagai gejolak krisis, berkurangnya respon dari orang lain karena sudah memasuki masa pensiun, dan lain sebagainya. Hiduplah dalam realitas diri kita dengan lapang dada, dan jangan menganggapnya sebagai cobaan hidup yang berat. Dengan cara itu, hidup kita akan terasa lebih ringan dijalani.
 
Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri. Sehingga kita harus mempunyai kemauan untuk terus belajar banyak hal melalui berbagai cara, misalnya lewat internet, orang lain, seminar, buku dan lain sebagainya. Jika kita mempunyai ilmu atau wawasan yang lebih luas, maka sikap kita akan lebih terbuka dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. Sehingga kita tak hanya mudah menjalani kehidupan, melainkan menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan kita menjadi jauh lebih baik.
 
Faktor lain yang dapat meringankan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini adalah memiliki hubungan sosial yang baik dan luas. Bahkan dikatakan bahwa dalam jaringan sosial yang baik dan luas tersimpan berbagai peluang yang menguntungkan dan memungkinkan kita untuk mewujudkan bermacam impian. Sehingga langkah lain yang harus kita tempuh agar lebih mudah menjalani kehidupan ini adalah menciptakan hubungan sosial yang baik dengan siapa pun dan tanpa tendensi apa pun.
 
Sementara itu, luangkan waktu untuk bersama dan memberikan perhatian kepada orang-orang tercinta. Curahkan kasih sayang bersama orang-orang tercinta dalam berbagai aktivitas sederhana sekalipun, misalnya; saat makan, berkebun, bermain dengan anak-anak, membantu pasangan menyelesaikan tugas, merupakan sumber kedamaian dan keteduhan. Pengalaman menyenangkan selama beraktivitas dengan orang-orang tercinta akan menjadi inspirasi dan semangat baru yang meringankan langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.
 
Jangan pula membiarkan stres atau depresi menggangu kesehatan dan ketentraman hidup kita. Hal itu akan menjadikan kehidupan kita serasa berat dan sulit. Oleh sebab itu, luangkanlah waktu untuk beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan YME atau bermeditasi untuk introspeksi diri atau mengevaluasi langkah-langkah yang sudah kita lakukan. Kekuatan spiritual merupakan sumber kedamaian dan kebahagiaan hakiki, sehingga kita mampu bersikap lebih tabah, sabar, tenang dan optimis dalam menjalani kehidupan dengan langkah-langkah yang lebih baik.
 
Sebenarnya masih banyak langkah-langkah memudahkan kita menjalani kehidupan ini, yang secara garis besar menekankan pada keseimbangan kekuatan intelegensi, emosional dan spiritual serta keseimbangan pemenuhan kebutuhan materi, kesehatan, maupun hubungan sosial. Tetapi bila kita konsisten hanya dengan melaksanakan langkah-langkah di atas, dipastikan kita dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah. Lakukan saja tanpa menunda, dan rasakan dalam waktu relatif singkat kehidupan ini terasa jauh lebih mudah.
 
 
Sumber : http://bit.ly/16IzaAL


Senin, 24 Februari 2014

HUKUM TRUK SAMPAH

Pasti tahu dengan gambar mobil disamping plus dengan fungsinya.
Yuuuppp..
Mengangkut sampah dari berbagai sumber, dari rumah tangga sampai limbah pabrik.
Yang membawa bau busuk, kotoran, kuman dan banyak lagi...
Namun entah kenapa banyak orang yang menjadi seperti truk sampah ini.
Termasuk diriku sendiri.
Kemana - mana bawa masalah dan menumpahkannya pada orang lain.
Hanya karena sering mendapatakan curhatan temen satu kos2an yang itu2 aja. Nggak 'MOVE ON' dari masalahnya yang itu - itu aja.

Dan semoga Cuplikan di bawah ini mampu mengingatkan aku untuk TIDAK menjadi pribadi 'TRUK SAMPAH', dan semoga teman2 mendapat ibrohnya juga...
Aaaammiiinnn.....

Hukum Truk Sampah
Suatu pagi, seorang pria naik sebuah taksi dan pergi menuju bandara. Ketika sedang melaju cepat (pada jalur yang benar), tiba-tiba sebuah mobil hitam, tanpa memberi tanda apa pun, menyerobot mengambil jalan di depan taksi itu.
Si supir taksi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobilnya berdecit dan berhenti hanya beberapa sentimeter dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam membuka jendela, menjulurkan kepalanya, dan memaki-maki si supir taksi. Namun apa yang terjadi? Supir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangan dengan ringan, pada orang tersebut.
Penumpangnya sangat heran dengan sikap sopir taksi yang bersahabat. Ia bertanya, “Kok Bapak bisa bersikap seperti itu? Pengemudi mobil hitam itu bisa saja menabrak dan merusak taksi Bapak, juga bisa bikin kita masuk rumah sakit!”
Supir taksi itu, kemudian menjelaskan “Hukum Truk Sampah” pada penumpangnya. Katanya, banyak orang yang seperti truk sampah. Mereka berjalan membawa “sampah”, seperti rasa frustasi, kemarahan, dan kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada Anda.

“Tidak usah dimasukkan ke dalam hati,” kata bapak tua pengemudi taksi itu. “Tersenyum saja! Lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil ‘sampah’ mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam perjalanan.”
Intinya, jangan biarkan “truk sampah” merusak suasana hati dan hari-hari kita. Kasihi orang yang memperlakukan Anda dengan baik dan benar, serta berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10 persennya mengenai apa yang Anda buat dengannya dan 90 persen tentang bagaimana kamu menghadapinya.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan.
Selamat menikmati hidup yang penuh berkah dan bebas dari “sampah”!

Sabtu, 15 Februari 2014

This My WAY

Astagfirullah ...
Mungkin aku yang terlalu terobsesi untuk pergi kesana. Karena segala sesuatu sudah ku coba untuk mempersiapkan segalanya, dengan baik dan matang.
Dan saat mendengar hal tersebut, terasa seperti ditampar dan di jedotin ke tembok ini kepala.
Terlalu PERFEKSIONIS yak??!!
Terlalu KAKU??!!
Tak punya TOLERANSIkah aku??!!
terlalu KERAS KEPALA kah diriku??!!
Tak ada maksud mencari pembenaran dan dukungan dari siapapun.
Aku tak minta itu.
Setidaknya, dan SEMOGA ini sudah menjadi nilai tambah bagi diriku, walau pada akhirnya aku tak yang mengerjakannya, hanya sebagai FASILATATOR saja.
Semoga dan semoga....
Maafka aku Ya Allah, aku belum dapat berjuang banyak menegakkan agama-Mu.
bahkan aku tak bisa apa - apa.
Mungkin Suatu saat Kau beri aku Kesempatan untuk jadi PEMBICARA, PENGISI ACARA.
Yang pasti hal itu tak aka aku siakan barang sedetikpun.
Insya Allah selama badanku sehat, aku mampu, aku akan tetep berjalan untuk mencari ridhoMU.
Tak peduli aral rintangan yang menghadang, andai toh aku harus mati di perjalanan, semoga Kau catat aku sebagai mujahidMu.

THIS MY WAY...
ini pilihan hidupku...
Mungkin didikan yang terlalu'keras' yang pernah aku dapat, dari perjalananku.
Namun jika sudah Janji, dan tak ada uzur apapun secara SYAR'I, akan aku jalankan
akan aku perjuangkan..
KARENA AKU INGIN MATI MENJADI SYAHIDAH di MEDAN DAKWAH ini...

Jika kita berbeda, bukan aku membencimu, hanya pemahaman dan keyakinan kita saja yang berbeda.
Ini pilihanku, dan jalan lain itu pilihanmu...
setiap kita punya pilihan sendiri2,
namun bagiku ini suati pengalama yang NGGAK AKAN aku ulangi lagi...

MAAF...
Jika aku suatu saat tak membantumu lagi..

THIS ME..
THIS MY SELF...
and THIS MY WAY ...


#Kecewa

Senin, 10 Februari 2014

TEIAN


"Hiduplah seperti yang kita IMPIkan,
jangan hidup dalam kePURA - PURAan dan penuh TEKANAN.
Biarlah kita yang MENCIPTAKAN masa depan dunia"
~Kang Aden EDC~





Delapan tahun sudah sejak lulus SMA. Dan aku masih begini - begini saja. teman2ku yang lain sudah mulai mendapatkan apa yang dimpikannya dulu. Ada yang bekerja di kantoran sesuai dengan passionnya. Ada yang tugas di Uni Emirat Arab, ada pula yang stay di jerman, sebagai dokter disana. ada yang yang bekerja di perusahaan minyak, sebagai guru, arsitek, etc. mereka telah meraih mimpi2nya.

Kak Reza, yang kemaren baru aku kenal, sekarang sudah kerja, albumnya dah sampe kemana2, tawaran kerjasama ma perusahaan rekaman luar negri. Semuanya sudah mendapatkan bintangnya masing2.

Aku??!!


:)
Musti harus menyusun langkah awal seperti layaknya lulus SMA kemaren.
benahin ijasah SMA, ngurus KTP dan daftar kuliah.
entahlah, aku berharap episode ku yang ke dua ini berjalan sesuai dengan apa yang aku bayangkan. Apa yang aku impikan.

TERLAMBAT!!
terserah orang mau berkata apa, memang aku pernah bersalah pada waktu lalu, dan aku ingin memperbaikinya di waktu yang sekarang.

Nyaman.
Bisa di bilang begitu, Toh aku sudah dapet pekerjaan, dan gaji setiap bulannya.
But, IT'S NOT MY PASSION!!

Aku bukan tipe orang pengajar otak kiri. Andai aku harus memilih jalur pendidikan, bukan di BIMBEL tempatku berada. Aku bukan seperti mentor yang lain yang hanya bisa engajarka hal2 yang logik seperti kebanyakan orang. bukan itu tak berarti, tidak!!
Bukan itu maksudku. Aku hanya bukan mereka saja.
Dan aku sudah nggak bisa berada di tempat kerjaku sekarang.

Aku ingin berada di duniaku.
BROADCAST, FASHION DISIGNER...
2 bidang itu yang aku akan geluti kedepannya.
nggak gampang, karena aku akan memulai dari awal lagi, 
itu lebih mudah, daripada aku nanti lebih menyessal tak pernah mengerjakan apa yang aku suka,
apa yang menjadi impianku.
itu jauh lebih menyakitkan.

Inilah PROPOSAL yang akan ku ajukan , di masa keduaku.
BIsmillah,
Semua akan berjalan seperti Apa yang aku harapkan.
Yang pasti aku nggak akan bisa sendiri
aku butuh 'CAMPUR TANGAN' dari yang memeliki nyawaku.
Semoga Ia MERIDHOI..

Aaammmiiiinnn....


Jogja, 10/2/2014
11:16
with Season Of Firewoks Instrument


Selasa, 04 Februari 2014

Yo Te Amo ~ Chayane 

En palabras simples y comunes yo te extraño
En lenguaje terrenal mi vida eres tu
En total simplicidad seria yo te amo
Y en un trozo de poesia tu seras mi luz, mi bien
El espacio donde me alimento de tu piel que esbondad
La fuerza que me mueve dentro para recomenzar
Y en tu cuerpo encontrar la paz

REFRAIN:
Si la vida me permite a lado tuyo
Creceran mis ilusiones no lo dudo
Si la vida la perdiera en un instante
Que me llene de ti para amar despues de amarte vida

CHORUS:
No tengas miedo ni dudas
(choro) este amor es demasiado bueno
Que tu seras mi mujer
(choro) yo te pertenezco todo entero
Mira mi pecho, lo dejo abierto
Para que vivas en el

Para tu tranquilidad me tienes en tus manos
Para mi debilidad la única eres tu
Al final tan solo sé que siempre te he esperado
Y que llegas a mi vida
Y tu me das la luz del bien
Ese mundo donde tus palabras hacen su voluntad
La magia de este sentimiento que es tan fuerte y total
Y tus ojos que son mi paz

REPEAT REFRAIN
REPEAT CHORUS 2x
````` ' ' ' ' `````

English Translations: 

I miss you, to say the least
In earthly language you're my life
In total simplicity I love you
In a short line of poetry 
You will be my light and my comfort

The space where your tender skin nourishes me
The force that moves me from within 
To begin anew and to find peace with you
If life places me by your side
My hopes will undoubtedly grow
And if life would falter even for an instant
May you sustain me so that 
I could love you endlessly...my life

Have no fear nor doubts
This love is sheer bliss
May you be my sweetheart
Everything that I am belongs to you
Look at my chest, I leave it open
So that there you may live

For your calmness, you hold me by the hand
For my weakness, you're the only cure
Now I'm quite certain that I've always longed for you
May you come to my life
And give me the light of your affection
In a world where your words do your will
The magic of this feeling is so strong and full